ARRIVEDERCI CHIEF

Daniel Roekito atau biasa dipanggil Chief adalah salah satu pelatih senior yang telah malang melintang menangani sejumlah klub-klub papan atas di Liga Indonesia. Memulai karirnya di Barito Putera mulai tahun 1994, karir kepelatihan beliau semakin meningkat.

PKT Bontang, PSIS Semarang, PSS Sleman, Persik Kediri, Persiba Balikpapan, Persib Bandung, Persisam Putra Samarinda dan Persepam Madura United adalah daftar klub yang pernah menggunakan jasanya. Tentu kita masih ingat dengan Persik Kediri di tahun 2006. Sebagai klub medioker yang tidak terlalu diperhitungkan, Chief berhasil mengubahnya menjadi raksasa papan atas liga indonesia musim itu dan mampu menyabet penghargaan tertinggi sebagai kampiun divisi utama 2006. Cristian Gonzales, Danilo Fernando dan Ronald Fagundez merupakan trio pemain asing yang ditakuti pada masanya. Bahkan Gonzaes mampu meraih sepatu emas berkat 29 gol yang dia kemas musim itu.

Selain di Persik Kediri, Arema Malang juga sempat mengalami masa-masa indah saat ditukangi beliau. Beliau berhasil mengantarkan tim Arema Malang yang saat itu bermaterikan pemain pas-pasan, menjadi tim yang berprestasi. Tak salah bila warga Malang mengakui kehebatan pelatih kelahiran Rembang ini.

Persepam Madura United adalah klub terakhir yang dia tukangi. Per tanggal 14 Maret 2014, beliau resmi mengundurkan diri dengan alasan kesehatan. Beliau sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pamekasan, sebelum menghadapi Persela Lamongan di Stadion Surajaya (10/03).

Berkenalan dengan beliau adalah salah satu pengalaman luar biasa yang saya dapatkan dari perkerjaan ini. Sebagai kontributor Madura untuk situs sepakbola nomor satu di Indonesia, Goal Indonesia, mengharuskan saya untuk sering berkomunikasi dengan manajemen, pemain bahkan Chief Roekito secara langsung.

Sebagai jurnalis muda, saya terlihat sangat gugup ketika melakukan wawancara pertama dengan beliau untuk pembuatan profil Persepam Madura United. Namun beliau dapat memakluminya dan menjawab beberapa pertanyaan yang sudah saya siapkan sebelumnya dengan sangat cair. Beliau bahkan menceritakan pengalamannya ketika menukangi Persik Kediri, Arema Malang dan Persisam Putra Samarinda.

Bukan hanya rasa senang yang saya dapatkan saat meliput pernyataan-pernyataan dari Chief Roekito. Perasaaan takut bertemu beliau juga sempat mendera saya, ketika salah satu tulisan yang telah diterbitkan menjadi bahan pertimbangan PSSI dalam menjatuhkan sanksi kepada beliau sebesar 100 juta rupiah. Kecemasan ini sempat saya utarakan kepada beberapa pimpinan redaksi di Goal Indonesia. Bahkan mas Agung (maaf bang namanya tak publish :D) pernah menasehati saya bahwa beginilah kehidupan wartawan. Dari hal ini, saya banyak belajar mengenai perjalanan baru di kehidupan saya.

Keputusan mundurnya Chief Roekito setelah pertandingan menghadapi Persebaya Surabaya juga sampai ke telinga insan pers baik yang ada di Madura maupun di luar Madura. Banyak hal yang ingin ditanyakan mereka mengenai keputusan ini baik kepada pemain, manajemen bahkan Chief Roekito langsung. Namun rekan-rekan media masih kesulitan mendapatkan pernyataan dari narasumber terkait.

Saya juga mulai mencari pernyataan-pernyataan kepada beberapa orang melalui SMS yang saya kirimkan ke beberapa orang, yaitu: Achsanul Qosasi selaku Manajer Persepam, pihak manajemen, sang kapten Zaenal Arief dan Chief Roekito sendiri.

Bukannya membalas SMS tersebut, Chief Roekito malah menelpon saya saat itu juga. Kami berbicara mengenai hal-hal yang membuat chief Roekito mundur dari jabatannya sebagai pelatih kepala. Tak lupa, beliau juga berpesan kepada mantan anak didiknya dan para suporter setia Persepam. Di akhir pembicaraan, saya menyempatkan diri mendoakan beliau secara langsung.

Terima kasih Chief Roekito,
Terima kasih telah ikut membantu kemajuan sepakbola di Madura.
Get Well Soon Chief.

Setelah wawancara di depan Pendopo Pamekasan

0 komentar:

Posting Komentar